Jumat, 25 September 2015

Sejarah Permusuhan Abadi Manchester United vs Liverpool

Diposting oleh Unknown di 23.40


Rivalitas dua asal Inggris, Manchester United vs Liverpool boleh jadi merupakan salah satu persaingan paling panas di dunia sepak bola Inggris. Apapun situasinya, pertemuan di antara mereka selalu menyajikan pertandingan dengan tensi tinggi, keras, dan dijamin seru. Suporter kedua tim juga dikenal saling membenci satu sama lain, suasana di dalam stadion juga selalu diramaikan dengan adu mulut antar suporter yang diwarnai dengan caci maki yang kadang melewati batas.
Dalam hal sejarah, kedua tim ini pun saling berkejar-kejaran. Jangan lupakan juga fakta bahwa mereka adalah dua klub paling berprestasi di sepak bola Inggris di mana tercatat Manchester United telah mengoleksi 20 gelar Liga Inggris (sampai artikel ini ditulis) dan Liverpool mengoleksi 18 gelar.
Permusuhan antar kedua klub didasari faktor yang jauh dari dunia sepakbola.
Selain persaingan yang dilandasi prestasi, persaingan antar kedua klub ini ternyata didasari sesuatu yang jauh dari hal sepakbola. Faktanya adalah, warga kota Manchester dan Liverpool memang saling membenci satu sama lain di mana hal ini diawali dari dasar ekonomi. \
Kota Manchester sejak tahun 1800 dikenal sebagai kota perindustrian, sementara di sisi lain Liverpool dikenal sebagai kota pelabuhan. Jarak yang dekat diantara kedua kota menjadikan persaingan kerap terjadi di antara mereka. Sebagai kota pelabuhan, Liverpool menjadi bagian penting dalam ekonomi Inggris, imbasnya pun sangat terasa di kota tersebut, pada saat itu kota Liverpool jauh lebih makmur.
Namun semua berubah sekitar tahun 1887-1894, dimana kota Mancheseter membangun sebuah kanal sepanjang 58 km yang memberikan mereka akses langsung menuju laut. Kanal tersebut merupakan awal runtuhan kejayaan Liverpool dan menyebabkan ribuan orang menganggur. Akibatnya munculah kebencian warga Liverpool terhadap kota Manchester. Kebencian ini diwariskan dari ayah kepada anak-anaknya, lalu kepada cucu-cucunya, dan seterusnya, dan tentu saja kebencian ini merembet ke aspek penting lain dalam kehidupan masyarakat Inggris, yaitu sepak bola.
Namun persaingan mereka dalam sepak bola mulai benar-benar meledak pada akhir 1950an. Persaingan dimulai ketika suatu saat sekitar bulan November 1959, Bill Shankly yang merupakan pelatih di Huddersfield didatangi dua petinggi dari Liverpool.
“Apakah Anda berminat menjadi pelatih di klub terbaik Inggris?” tanya salah satu dari kedua petinggi Liverpool itu.”Mengapa? Apakah Matt Busby mengundurkan diri?” Jawab Shankly.
Apa yang dikatakan Shankly menggambarkan bagaimana Matt Busby pelatih legendaris Manchester United sedang merajai dunia persepakbolaan InggrisSedangkan Liverpool saat itu hanya tim yang bersaing di divisi dua Liga Inggris, jauh dari gelar “terbaik” di Inggris. Shankly sendiri sebenarnya mengagumi pemain-pemain MU maupun klub itu, tetapi pada saat bersamaan ia mempunyai tekad membara untuk menyingkirkan United sebagai penguasa sepakbola Inggris.

Bill Shankly
Figur Shankly ini bisa jadi menjadi pemicu rivalitas sengit antara kedua klub raksasa Inggris ini. Shankly yang prestasinya biasa-biasa saja sebelum memegang Liverpool, hanya dalam waktu lima tahun membawa Liverpool dari klub papan tengah divisi dua menjadi juara divisi satu menyingkirkan United dan Everton yang berada dalam puncak prestasinya pada masa tersebut.
Dua tahun kemudian di tahun 1966 ia mengulangi prestasi itu. Tahun 1965, ia membawa Liverpool menjuarai Piala FA untuk pertama kalinya. Sejak pertengahan tahun 60-an, pertarungan MU melawan Liverpool menjadi salah satu pertandingan paling sengit dan paling ditunggu oleh publik Inggris. Seolah lepas dari konteks keseluruhan kompetisi liga, kedua klub bagaikan memiliki tekad siapapun yang menjadi juara tidak masalah yang terpenting adalah dapat saling mengalahkan.
Selanjutnya, Shankly tidak lagi membawa Liverpool menjadi juara divisi satu hingga tahun 1973. Namun dalam proses kebangkitan Liverpool ia menanamkan kepercayaan diri yang besar bahwa Liverpool adalah tim terbesar di Inggris. Bahwa bermain untuk Liverpool adalah sebuah kehormatan terbesar dalam olahraga Inggris, dan walaupun Liverpool tidak meraih titel Liga Inggris, mereka harus bisa mengalahkan siapapun tim terkuat di atas lapangan.
Shankly dengan berani menjadikan United yang saat itu merupakan penguasa Inggris sebagai target yang harus dilewati.Sebagai kota yang dekat dengan Liverpool dan dengan sejarah permusuhan antara dua kota, mengalahkan Manchester United dijadikan motivasi penting bagi pemain Liverpool.

Bill Shankly dan para pemain Liverpool di era 70-an
Ketika revolusi yang diawali oleh Shankly diteruskan oleh penerusnya, Bob Paisley, dan kemudian Joe Fagan, Semakin membuat Liverpool bukan saja raja Inggris tetapi juga Eropa. Nasib United justru terseok-seok bahkan sempat terdegradasi ke divisi dua di tahun 1975.
Meskipun pada pertangahan 1970an hingga 1980 kedua kota sama-sama merasakan krisis ekonomi, Tapi penduduk Liverpool masih bisa bergembira dengan penampilan ‘The Reds’ yang sedang berada di puncaknya pada periode ini.Mereka berhasil menjadi juara liga lima kali di masa ini. Sebanyak lima kali juga merebut trofi di level Eropa. Kesuksesan mereka di Eropa masih menjadikan Liverpool sebagai tim paling sukses di ranah Inggris Raya dalam kompetisi antar tim terbaik Eropa. Fakta inilah yang semakin membuat Manchester United bak kebakaran jenggot.
Meski Liverpool telah mengambil posisi United sebagai klub paling sukses di Inggris pada era tersebut, tetapi mereka tahu melawan United adalah persoalan berbeda, Kehancuran yang dialami United faktanya tidak membuat pertandingan antar kedua klub kehilangan tensi. Hal ini justru menjadikan pertemuan kedua tim semakin panas, baik pemain maupun suporter berlomba-lomba ingin saling mengalahkan.
Masuknya Alex Ferguson membuat perseturuan makin memanas.
Tidak ingin larut dalam kehancuran, manajemen United akhirnya memperkenalkan pelatih anyar bagi klub yang bermarkas di Old Traffor itu, yaitu seorang pria asal Skotlandia, Alex Ferguson. Dalam konferensi pers pertamanya sebagai manajer United, sang manajer langsung menabuh genderang perang dengan Liverpool.
Ferguson mengeluarkan pernyataan bahwa ia berniat mengalahkan Liverpool sebagai tim terbaik di Inggris. Sebagai pelatih yang sebelumnya hanya melatih tim-tim Skotlandia, pernyataannya tersebut langsung mengundang reaksi dari kubu Liverpool. Bagaimana tidak, pelatih yang belum memiliki prestasi membesut tim besar berani menantang kesaktian Liverpool. Alex Ferguson-pun langsung menjadi pelatih yang sangat dibenci masyarakat Liverpool.

Ferguson, saat pertama kali datang ke Old Trafford
Ternyata ucapan dari Ferguson itu tidak hanya bualan semata. Kenyataannya Manchester United saat ini telah melampaui rekor gelar juara 18 kali Liga Inggris yang selama ini dibanggakan Liverpool. Saat artikel ini ditulis, Manchester United telah menjadi juara sebanyak 20 kali, sementara Liverpool? Mereka terseok-seok di papan tengah Liga Inggris.
Sejak kedatangan Ferguson, United memang berhasil kembali menjadi raja di Liga Inggris, raihan gelar juara yang terus menerus datang ke Old Trafford sementara Liverpool justru kesulitan untuk konsisten bersaing di papan atas. Di era yang sudah sangat jauh dari permasalahan ekonomi antar kedua kota, pertandingan diantara mereka masih saja panas.

Luis Suarez dan Patrice Evra, dua seteru yang sempat menjadi pembicaraan akibat kasus rasisme
Begitu banyak insiden-insiden terjadi saat kedua klub bertemu yang semakin memanaskan mereka. Mulai dari kasus rasialisme yang dilakukan penyerang Liverpool, Suarez kepada pemain United, Patrice Evra, hingga perayaan-perayaan gol dan kemenangan kedua tim yang kerap sedikit berlebihan.
Well, hal-hal kecil diatas merupakan bumbu dalam rivalitas kedua tim yang tidak akan pudar, Bagaimanapun keadaan tim masing-masing pertadingan yang dijuluki England Derby ini tidak akan sarat gengsi dan selalu panas. Disaat Liverpool mengumandangkan lagu “You’ll Never Walk Alone” yang merupakan theme song mereka, United akan siap membalas dengan kalimat “I Rather Walk Alone”. Disaat Liverpool membanggakan 5 piala Liga Champion milik mereka, United siap membalas dengan 19 (maybe 20) piala Premier League.
Dan satu hal lagi yang akan selalu dibanggakan United, golden boy asal Liverpool, Michael Owen baru berhasil mengangkat trofi Premier League saat ia justru berseragam United!

Michael Owen dan Wayne Roooney

0 komentar on "Sejarah Permusuhan Abadi Manchester United vs Liverpool"

Posting Komentar

Jumat, 25 September 2015

Sejarah Permusuhan Abadi Manchester United vs Liverpool

Diposting oleh Unknown di 23.40


Rivalitas dua asal Inggris, Manchester United vs Liverpool boleh jadi merupakan salah satu persaingan paling panas di dunia sepak bola Inggris. Apapun situasinya, pertemuan di antara mereka selalu menyajikan pertandingan dengan tensi tinggi, keras, dan dijamin seru. Suporter kedua tim juga dikenal saling membenci satu sama lain, suasana di dalam stadion juga selalu diramaikan dengan adu mulut antar suporter yang diwarnai dengan caci maki yang kadang melewati batas.
Dalam hal sejarah, kedua tim ini pun saling berkejar-kejaran. Jangan lupakan juga fakta bahwa mereka adalah dua klub paling berprestasi di sepak bola Inggris di mana tercatat Manchester United telah mengoleksi 20 gelar Liga Inggris (sampai artikel ini ditulis) dan Liverpool mengoleksi 18 gelar.
Permusuhan antar kedua klub didasari faktor yang jauh dari dunia sepakbola.
Selain persaingan yang dilandasi prestasi, persaingan antar kedua klub ini ternyata didasari sesuatu yang jauh dari hal sepakbola. Faktanya adalah, warga kota Manchester dan Liverpool memang saling membenci satu sama lain di mana hal ini diawali dari dasar ekonomi. \
Kota Manchester sejak tahun 1800 dikenal sebagai kota perindustrian, sementara di sisi lain Liverpool dikenal sebagai kota pelabuhan. Jarak yang dekat diantara kedua kota menjadikan persaingan kerap terjadi di antara mereka. Sebagai kota pelabuhan, Liverpool menjadi bagian penting dalam ekonomi Inggris, imbasnya pun sangat terasa di kota tersebut, pada saat itu kota Liverpool jauh lebih makmur.
Namun semua berubah sekitar tahun 1887-1894, dimana kota Mancheseter membangun sebuah kanal sepanjang 58 km yang memberikan mereka akses langsung menuju laut. Kanal tersebut merupakan awal runtuhan kejayaan Liverpool dan menyebabkan ribuan orang menganggur. Akibatnya munculah kebencian warga Liverpool terhadap kota Manchester. Kebencian ini diwariskan dari ayah kepada anak-anaknya, lalu kepada cucu-cucunya, dan seterusnya, dan tentu saja kebencian ini merembet ke aspek penting lain dalam kehidupan masyarakat Inggris, yaitu sepak bola.
Namun persaingan mereka dalam sepak bola mulai benar-benar meledak pada akhir 1950an. Persaingan dimulai ketika suatu saat sekitar bulan November 1959, Bill Shankly yang merupakan pelatih di Huddersfield didatangi dua petinggi dari Liverpool.
“Apakah Anda berminat menjadi pelatih di klub terbaik Inggris?” tanya salah satu dari kedua petinggi Liverpool itu.”Mengapa? Apakah Matt Busby mengundurkan diri?” Jawab Shankly.
Apa yang dikatakan Shankly menggambarkan bagaimana Matt Busby pelatih legendaris Manchester United sedang merajai dunia persepakbolaan InggrisSedangkan Liverpool saat itu hanya tim yang bersaing di divisi dua Liga Inggris, jauh dari gelar “terbaik” di Inggris. Shankly sendiri sebenarnya mengagumi pemain-pemain MU maupun klub itu, tetapi pada saat bersamaan ia mempunyai tekad membara untuk menyingkirkan United sebagai penguasa sepakbola Inggris.

Bill Shankly
Figur Shankly ini bisa jadi menjadi pemicu rivalitas sengit antara kedua klub raksasa Inggris ini. Shankly yang prestasinya biasa-biasa saja sebelum memegang Liverpool, hanya dalam waktu lima tahun membawa Liverpool dari klub papan tengah divisi dua menjadi juara divisi satu menyingkirkan United dan Everton yang berada dalam puncak prestasinya pada masa tersebut.
Dua tahun kemudian di tahun 1966 ia mengulangi prestasi itu. Tahun 1965, ia membawa Liverpool menjuarai Piala FA untuk pertama kalinya. Sejak pertengahan tahun 60-an, pertarungan MU melawan Liverpool menjadi salah satu pertandingan paling sengit dan paling ditunggu oleh publik Inggris. Seolah lepas dari konteks keseluruhan kompetisi liga, kedua klub bagaikan memiliki tekad siapapun yang menjadi juara tidak masalah yang terpenting adalah dapat saling mengalahkan.
Selanjutnya, Shankly tidak lagi membawa Liverpool menjadi juara divisi satu hingga tahun 1973. Namun dalam proses kebangkitan Liverpool ia menanamkan kepercayaan diri yang besar bahwa Liverpool adalah tim terbesar di Inggris. Bahwa bermain untuk Liverpool adalah sebuah kehormatan terbesar dalam olahraga Inggris, dan walaupun Liverpool tidak meraih titel Liga Inggris, mereka harus bisa mengalahkan siapapun tim terkuat di atas lapangan.
Shankly dengan berani menjadikan United yang saat itu merupakan penguasa Inggris sebagai target yang harus dilewati.Sebagai kota yang dekat dengan Liverpool dan dengan sejarah permusuhan antara dua kota, mengalahkan Manchester United dijadikan motivasi penting bagi pemain Liverpool.

Bill Shankly dan para pemain Liverpool di era 70-an
Ketika revolusi yang diawali oleh Shankly diteruskan oleh penerusnya, Bob Paisley, dan kemudian Joe Fagan, Semakin membuat Liverpool bukan saja raja Inggris tetapi juga Eropa. Nasib United justru terseok-seok bahkan sempat terdegradasi ke divisi dua di tahun 1975.
Meskipun pada pertangahan 1970an hingga 1980 kedua kota sama-sama merasakan krisis ekonomi, Tapi penduduk Liverpool masih bisa bergembira dengan penampilan ‘The Reds’ yang sedang berada di puncaknya pada periode ini.Mereka berhasil menjadi juara liga lima kali di masa ini. Sebanyak lima kali juga merebut trofi di level Eropa. Kesuksesan mereka di Eropa masih menjadikan Liverpool sebagai tim paling sukses di ranah Inggris Raya dalam kompetisi antar tim terbaik Eropa. Fakta inilah yang semakin membuat Manchester United bak kebakaran jenggot.
Meski Liverpool telah mengambil posisi United sebagai klub paling sukses di Inggris pada era tersebut, tetapi mereka tahu melawan United adalah persoalan berbeda, Kehancuran yang dialami United faktanya tidak membuat pertandingan antar kedua klub kehilangan tensi. Hal ini justru menjadikan pertemuan kedua tim semakin panas, baik pemain maupun suporter berlomba-lomba ingin saling mengalahkan.
Masuknya Alex Ferguson membuat perseturuan makin memanas.
Tidak ingin larut dalam kehancuran, manajemen United akhirnya memperkenalkan pelatih anyar bagi klub yang bermarkas di Old Traffor itu, yaitu seorang pria asal Skotlandia, Alex Ferguson. Dalam konferensi pers pertamanya sebagai manajer United, sang manajer langsung menabuh genderang perang dengan Liverpool.
Ferguson mengeluarkan pernyataan bahwa ia berniat mengalahkan Liverpool sebagai tim terbaik di Inggris. Sebagai pelatih yang sebelumnya hanya melatih tim-tim Skotlandia, pernyataannya tersebut langsung mengundang reaksi dari kubu Liverpool. Bagaimana tidak, pelatih yang belum memiliki prestasi membesut tim besar berani menantang kesaktian Liverpool. Alex Ferguson-pun langsung menjadi pelatih yang sangat dibenci masyarakat Liverpool.

Ferguson, saat pertama kali datang ke Old Trafford
Ternyata ucapan dari Ferguson itu tidak hanya bualan semata. Kenyataannya Manchester United saat ini telah melampaui rekor gelar juara 18 kali Liga Inggris yang selama ini dibanggakan Liverpool. Saat artikel ini ditulis, Manchester United telah menjadi juara sebanyak 20 kali, sementara Liverpool? Mereka terseok-seok di papan tengah Liga Inggris.
Sejak kedatangan Ferguson, United memang berhasil kembali menjadi raja di Liga Inggris, raihan gelar juara yang terus menerus datang ke Old Trafford sementara Liverpool justru kesulitan untuk konsisten bersaing di papan atas. Di era yang sudah sangat jauh dari permasalahan ekonomi antar kedua kota, pertandingan diantara mereka masih saja panas.

Luis Suarez dan Patrice Evra, dua seteru yang sempat menjadi pembicaraan akibat kasus rasisme
Begitu banyak insiden-insiden terjadi saat kedua klub bertemu yang semakin memanaskan mereka. Mulai dari kasus rasialisme yang dilakukan penyerang Liverpool, Suarez kepada pemain United, Patrice Evra, hingga perayaan-perayaan gol dan kemenangan kedua tim yang kerap sedikit berlebihan.
Well, hal-hal kecil diatas merupakan bumbu dalam rivalitas kedua tim yang tidak akan pudar, Bagaimanapun keadaan tim masing-masing pertadingan yang dijuluki England Derby ini tidak akan sarat gengsi dan selalu panas. Disaat Liverpool mengumandangkan lagu “You’ll Never Walk Alone” yang merupakan theme song mereka, United akan siap membalas dengan kalimat “I Rather Walk Alone”. Disaat Liverpool membanggakan 5 piala Liga Champion milik mereka, United siap membalas dengan 19 (maybe 20) piala Premier League.
Dan satu hal lagi yang akan selalu dibanggakan United, golden boy asal Liverpool, Michael Owen baru berhasil mengangkat trofi Premier League saat ia justru berseragam United!

Michael Owen dan Wayne Roooney

0 komentar:

Posting Komentar

 

Erika Sari Yasinta Dewi Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by web hosting